Jumat, Januari 20, 2017

Yang Berkesan dari Imperialisme

loading...



Kebencian merajalela di negara ini ditujukan kepada sesama rakyatnya agar semua semakin jauh dari persoalan pokok bersama dan musuh bersama. Kebencian bertopeng kebenaran yang dipaksakan belakangan ini jadi asupan nutrisi otak para belia.  Kau tau kalau kau mungkin saja sudah sedikit berhasil.

Well, good job imperialism. Tapi perjuangan rakyat takkan mati. Semakin akut krisis di tubuhmu,  maka semakin hebat pula geliatmu membangun jejaring kerjasama baru untuk menutupi masalahmu.

Sombong dan angkuh itulah dirimu berkat alutista dan filem-filem hollywood yang sering menjadi buruan penonton setia dari negara ketiga seperti negara kami ini. Tapi taukah kau kalau sedikit banyak lewat filem itu pula kami paham bahwa kau mengajarkan kami kebudayaan adalah hal penting yang perlu dirawat dan dijaga sebagai alat juang.  

Kau sukses menjadikan budak setia pimpinan negara kami.  Setia atas titah dan perintahmu.  That was awesome. Watak setengah feodalisme yang kau jadikan harapan agar membantumu di setiap skema kerja perampasan tanah dan pemerasan upah lebih atas buruh dan pekerja di negara ini. Aku akui ianya sedikit berhasil.  Sedikit. Namun jangan kau lupa, sejarah panjang perlawanan di negara ini terus berlanjut. Tak pernah mati. 

Aku pula dengan senang hati meninggalkan sistem pemikiran liberal  yang kau titipkan dalam lembaga pendidikan di negara. Corong kebudayaan terkuat telah kau tanam dalam institusi pendidikan dan Kau sukses jadikannya alat pemecah belah gerakan kami.  Teori yang didistribusikan setiap hari di dalam kampus perlahan menjauhkan pemuda dan mahasiswa dari realitasnya.  Tak tanggung-tanggung pula kau mengharuskan lembaga pendidikan negara menaikkan biaya selangit untuk dunia kerja seperti fatamorgana.
 
Tapi setidaknya romantisme dunia kampus aku nikmati.  Sangat senang aku jalani. Dicintai dan mencintai massa masih menjadi pengharapan jiwa ini.  Tapi kalaupun aku larut di dalam kisah roman ini, aku punya alarm khusus untuk mengingatkan kembali kalau aku harus mengabdi pada massa, keluarga dan ilahi.

Akhirnya tahun 2016 ini merefleksikan masa yang cukup singkat untuk digamit kembali, namun cukup lama untuk dijalani.

Kalaupun semua masih sibuk menyebar kebencian dengan fitnah beralaskan agama,  maka sudah makan dulu sana.  Mungkin kalian para penyebar kebencian harus menunggu di pinggir jalan dan menunggu bis tujuan luar kota dan meminta om supir bis memberikan nada hiburan akhir tahun. Om telolet om.  Om, om dilawan om.

Di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan kalau land reform sejati adalah jalan keluar atas kesengsaraan rakyat indonesia. Tak ada yang lain. Kali ini kalian harus percaya pada kataku ini.  😉

Abdul Salman
Front Mahasiswa Nasional
Alumni universitas negeri Makassar


EmoticonEmoticon