Kekiniian yang Membuat Budaya Membaca Menulis dan Diskusi Lebih Mudah, Sudah menjadi hal yang lumrah dan keharusan, bahwa seorang mahasiswa harus lah melakukan minimal satu dari ketiga kegiatan diatas. Jelas pula bahwa semua kegiatan itu mampu menunjang mahasiswa dalam bidang akademik maupun non-akademik, meningkatkan hard skill dan soft skill serta membuat mahasiswa lebih produktif. Dan yang terpenting yakni menjauhkan dari hal-hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia pendidikan, dan merusak moral mahasiswa itu sendiri .
Beragam sosial media kini sudah menjadi konsumsi sehari-hari, bahkan tercatat dalam data KOMINFO, 63 juta masyarakat indonesia adalah pengguna sosial media dan 80% penggunanya adalah anak muda yang berumur 15-25 tahun, usia-usia para pengenyam dunia pendidikan. Namun apakah semua realitas ini buruk? Apakah internet dan sosial media selalu terkesan tidak mendidik dan memberikan hal-hal yang negatif?
Dalam banyak kajian dan tulisan, internet dan sosial media selalu disebutkan sebagai produk imperialisme negara-negara barat kepada negara berkembang, yang outputnya adalah proses akulturasi atau membenturkan budaya-budaya lokal dengan budaya asing. Yang akhirnya menyebabkan budaya lokal lenyap begitu saja. Mengerikan memang mengetahui informasi ini, dan semua itu memang benar adanya. Indonesia kini termasuk pengguna sosial media terbesar di dunia. Namun dari semua hal negatif itu ada beberapa hal positif, yakni penyampaian informasi secara langsung dan siapapun bisa mendapatkannya dengan mudah. Dan pertanyaan-pertanyan yang akan keluar adalah bagaimana cara kita memanfaatkannya?
"Buku adalah jendela dunia". Kita semua sepakat bahwa tanpa buku akan banyak informasi di dunia ini yang tidak kita ketahui. Dan membaca buku adalah cara yang paling awal dalam proses pembelajaran kita, banyak ilmu pengetahuan yang bisa kita dapat dari membaca. Namun mayoritas dari mahasiswa sekarang mungkin sudah banyak yang meninggalkan budaya membaca buku tersebut, entah karena disibukkan dengan smartphone dan segala sosial media di dalamnya atau memang sama sekali tidak memiliki rasa keingintahuan karena disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lain. Namun dengan pesatnya perkembangan dunia informasi hari ini, kita semua bisa mendapatkan buku bacaan dengan mudah, ribuan bahkan jutaan artikel dan e-book dapat kita peroleh dengan cuma-cuma. Bukalah smartphone untuk menambah isi kepala kita, bukan hanya untuk melihat kutipan kalimat-kalimat "galau" atau sebagai ajang mencari eksistensi dengan membagikan momen-momen yang mungkin kita anggap penting. Bukankah sebagai penerus bangsa memang sudah kewajiban kita untuk memperdalam ilmu demi tujuan mulia yaitu memajukan Bangsa ini?
"Verba Volant, Scripta Manent". Diambil dari bahasa latin, yang artinya "Kata-kata akan hilang, Tulisan tetap abadi" . Setelah kita membaca adapun tahap kedua dari proses memperdalam ilmu, yakni menulis. Menulis adalah sebuah kegiatan untuk mentransformasi segala informasi di kepala kita kedalam sebuah kata-kata. Menulis membuat kita lebih mudah mengingat segala hal yang sudah kita dapatkan lewat membaca dan mengamati. Untuk hari ini lagi-lagi kita dimudahkan dengan perkembangan zaman, banyak sekali ruang kita untuk menulis, di dalam sosial media maupun kedalam laman pribadi. Tidak ada alasan lagi untuk tidak menulis, semuanya sudah disediakan dan tak dibutuhkan biaya untuk mendapatkannya. Daripada terus-terusan membuat status di sosial media untuk membuat si dia peka ataupun mengeluarkan kalimat-kalimat nan indah sebagai bentuk cerminan perasaan. Ah, sudahlah.
Yang terakhir dan yang terpenting adalah proses penyampaian ilmu secara verbal yakni dengan berdiskusi. Jika membaca adalah proses mendapatkan ilmu, dan menulis adalah cara untuk mengingat serta menyampaikan ilmu kita kedalam kata-kata, lain hal nya dengan diskusi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diskusi berarti proses bertukar pikiran untuk memecahkan sebuah masalah. Lewat segala ilmu yang sudah kita dapat baiknya bisa kita gunakan untuk memecahkan masalah-masalah di sekitar lingkungan, daerah atau bangsa sekalipun. Dengan diskusi pun kita bisa mendapatkan ilmu-ilmu baru yang disampaikan oleh lawan bicara kita. Banyak pula forum-forum diskusi online yang bisa kita ikut, ataupun kegiatan diskusi di dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan. Daripada terus-terusan membicarakan keburukan maupun kesalahan orang lain yang sama sekali tidak ada gunanya dan menebar kebencian.
Baiknya hari-hari kita sebagai mahasiswa diisi hal-hal positif, ketiga kegiatan diatas salah satunya. Perkembangan zaman pun sudah sangat membantu, tinggal bagaimana kita menyikapinya demi kemajuan kita bersama.
Indonesia butuh kita sahabat!
Reza Adriansyah
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Jakarta
EmoticonEmoticon